Roh Kudus adalah pribadi
Tuhan dalam konsep
Tritunggal.Roh Kudus (dalam bahasa
Ibrani רוח הקודש
Ruah haqodesh) hanya dipercayai oleh
umat Kristiani dan adalah Pribadi penolong yang memimpin kita, dalam bentuk
Roh (
pneuma bhs. Yunani: πνεύμα) yang dijanjikan oleh
Yesus sebelum kenaikan-Nya ke
surga
Roh Kudus di dalam Alkitab
Orang Kristen percaya bahwa Roh Kuduslah yang menyebabkan orang
percaya kepada Yesus. Dia pulalah yang memampukan mereka menjalani hidup
Kristen. Roh tinggal di dalam diri setiap orang Kristen sejati. Setiap
tubuh orang Kristen adalah
Bait Suci tempat tinggal Roh (
1 Korintus 3:16). Roh Kudus digambarkan sebagai 'Penghibur' atau 'Penolong' (
paracletus dalam
bahasa Latin, yang berasal dari bahasa
Yunani,
parakletos),
dan memimpin mereka dalam jalan kebenaran. Karya Roh di dalam kehidupan
seseorang dipercayai akan memberikan hasil-hasil yang positif, yang
dikenal sebagai Buah Roh.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa seorang pengikut Kristus haruslah dapat dikenali melalui buah Roh, yaitu kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (
Galatia 5:22-23).
Orang Kristen juga percaya bahwa Roh Kudus jugalah yang memberikan
karunia-karunia (kemampuan) khusus kepada orang Kristen, yang antara
lain meliputi karunia-karunia
karismatik seperti
nubuat,
berbahasa Roh, menyembuhkan, dan pengetahuan.
Orang Kristen arus utama yang berpandangan
sesasionisme
percaya bahwa karunia-karunia ini hanya diberikan pada masa Perjanjian
Baru. Orang Kristen percaya hampir secara universal bahwa "
karunia-karunia roh"
yang lebih duniawi masih berfungsi pada masa kini, antara lain karunia
pelayanan, mengajar, memberi, memimpin, dan kemurahan (lih. mis.
Roma 12:6-8). Dalam sekte-sekte Kristen tertentu, pengalaman Roh Kudus digambarkan sebagai "pengurapan". Di kalangan gereja-gereja
Afrika-Amerika, pengalaman bersama Roh Kudus digambarkan sebagai suatu "kesukacitaan".
Orang Kristen percaya bahwa Roh Kuduslah yang dimaksudkan Yesus
ketika ia menjanjikan "Penghibur" (artinya, "yang memberikan kekuatan)
dalam
Yohanes 14:26. Setelah
kebangkitan,
Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa mereka akan "membaptiskan
dengan Roh Kudus", dan akan menerima kuasa untuk peristiwa itu (
Kisah 1:4-8). Janji ini digenapi dalam peristiwa-peristiwa yang dilaporkan dalam Kisah ps. 2.
Pencurahan Roh Kudus terjadi pada hari
Pentakosta, sepuluh hari setelah kenaikan
Yesus ke
surga atau lima puluh hari setelah peristiwa kebangkitan
Yesus dari kematian. Peristiwa ini terjadi di
Yerusalem pada sebuah ruang atas. Angin yang keras bertiup, lalu lidah-lidah api tampak di atas kepala para murid
Yesus. Banyak orang yang kemudian mendengar para murid itu berbicara, masing-masing dalam bermacam-macam
bahasa. Menurut
Alkitab, murid-murid
Yesus pada hari mereka menerima Roh Kudus mampu mempertobatkan tiga ribu jiwa. Masing-masing memberi dirinya di
baptis (Kitab
Kisah Para Rasul pasal 2).
Dalam Injil Yohanes, penekanannya tidaklah terutama pada apa yang
dilakukan oleh Roh Kudus bagi Yesus, melainkan pada kisah penganugerahan
Roh kepada murid-muridnya.
Kristologi
"tinggi" ini, yang paling berpengaruh dalam perkembangan doktrin
Trinitarian yang belakangan, memandang Yesus sebagai domba kurban. Ia
telah datang di antara manusia untuk menganuerahkan Roh Allah kepada
umat manusia.
Meskipun bahasa yang digunakan untuk melukiskan bagaimana Yesus
menerima Roh di dalam Injil Yohanes paralel dengan laporan-laporan di
dalam ketiga Injil yang lainnya, Yohanes mengisahkan kejadian ini dengan
maksud untuk memperlihatkan bahwa Yesus secara khusus memiliki Roh
dengan tujuan menganugerahkan Roh itu kepada para pengikutnya,
mempersatukan mereka dengan dirinya, dan di dalam dia juga mempersatukan
mereka dengan Bapa. (Lihat Raymond Brown, "The Gospel According to
John", bab tentang
Pneumatology). Dalam
Yohanes,
karunia Roh itu sama dengan kehidupan yang kekal, pengetahuan tentang
Allah, kuasa untuk menaati, dan persekutuan satu dengan yang lainnya dan
dengan Sang Bapa
Pentakostalisme
Gerakan Kristen yang disebut
Pentakostalisme memperoleh namanya dari peristiwa
Pentakosta, yaitu pencurahan Roh Kudus ketika murid-murid Yesus berkumpul di
Yerusalem.
Gerakan Pentakostal
memberikan penekanan khusus terhadap Roh Kudus, dan percaya bahwa Roh
Kudus masih dicurahkan hingga sekarang. Banyak penganut Pentakosta yang
percaya akan
Baptisan Roh Kudus, yang diartikan sebagai peristiwa
di mana kuasa Roh diterima oleh orang Kristen dalam cara yang baru.
Dalam hal ini orang tersebut dimampukan untuk membuat tanda-tanda,
mujizat dan hal-hal ajaib lainnya yang dimaksudkan untuk pemberitaan
Injil.
Banyak pemeluk Pentakosta yang juga percaya bahwa sebuah tanda yang
jelas tentang pemberian karunia ini (baptisan Roh) adalah kemampuan
untuk berbicara dalam bahasa roh.